Adab Seorang Muslim Dalam Pergaulan Masyarakat Islami dan Sosial

nurkholiqanbiya.blogspot.com
Sebagai umat muslim, tentunya kita sadar betapa kita hidup dalam masyarakat dengan berbagai budaya etnic dan politik,, dan pastinya banyak permasalahan permasalahan  yang terkadang membuat kehidupan kita "agak" kurang nyaman,,

Tentunya kita ingin memberikan atau menjalani suatu kehidupan bermasyarakat yang damai, harmoni, aman, tentram dan, bernuansa islami (kalau bisa) ;-)

Untuk mewujudkan impian tersebut tentu tidak semudah membalikan tangan,, harus di mulai dari diri kita sendiri pastinya,, naagh untuk memulai dari diri kita sendiri tentunya kita harus mengetahui adab2 apa sajakah yang di ajarkan Islam Melalui Rasulullah SAW?? 

Berikut ini adalah Adab Seorang Muslim Dalam Pergaulan Masyarakat Islami dan Sosial silahkan di simak,,

Adab pertama, saling mengajarkan sesuatu yang belum diketahui orang lain

adalah “mengajarkan sesuatu yang belum diketahui orang lain”. Rasulullah SAW bersabda “ajarilah (orang yang tidak tahu)”. Artinya seorang muslim yang “lebih mengetahui” tentang suatu hal, maka ia memiliki kewajiban untuk mengajarkannya pada orang lain, terutama menyangkut permasalahan agama ataupun permasalahan lainnya. Pada waktu bersamaan, orang lain pun juga memiliki kewajiban yang sama, sehingga dari sini akan muncul sebuah karakter masyarakat & komunitas islami yang digambarkan dalam Al-Qur’an yaitu;
"Watawashou bilhaqi watawashou bis shobri (saling memberikan nasehat dalam kebenaran, dan kesabaran)".

Hal ini sekaligus menggambarkan bahwa berta'awun dalam kehidupan sosial tidak harusselalu dalam bentuk pemberian “materi”, namun ta'awun juga dapat diberikan dalam bentuk lain, seperti mengajarkan nilai dan kebaikan kepada orang lain, mengajak orang lain pada kebaikan, dsb.

Adab Kedua, senantiasa berusaha untuk memudahkan urusan orang lain

dalam pergaulan pada masyarakat Islami adalah senantiasa berusaha untuk memudahkan urusan orang lain. Artinya bahwa setiap muslim senantiasa dianjurkan untuk berusaha “memudahkan” orang lain, terutama pada saat-saat orang lain memerlukan bantuan atau ketika mendapatkan kesulitan. Seperti membantu menyelesaikan pekerjaan orang lain, memberikan bantuan kepada orang lain ketika terjadi musibah, dsb. Memudahkan orang lain bisa juga diaplikasikan dalam bentuk-bentuk lain, seperti memberikan senyuman, menanyakan kabar, berjabat tangan, dsb.

Adab Ketiga, mengendalikan emosi

dalam pergaulan masyarakat Islami adalah perintah untuk mengendalikan emosi. Sebagai makhluk sosial, mengatur emosi sangatlah penting, karena dalam hidup bermasyarakat sangat mungkin terjadi kesalahpahaman antara seseorang dengan orang lain. Hal ini disebabkan karana sifat, watak, latar belakang maupun cara berfikir yang berbeda-beda. Oleh karenanya, Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk menaham emosi dengan cara “diam”. Diam dalam hadits di atas bukan berarti diam memendam rasa marah dalam hati, yang sangat mungkin untuk meledak pada waktu tertentu. Namun diam dalam hadits ini lebih dimaksudkan untuk memaafkan saudara kita yang berbuat “kesalahan” terhadap kita, serta tidak melampiaskan emosi kita pada saat itu.


Demikian pentingnya mengendalikan emosi, Rasulullah SAW bahkan mengkategorikan orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan emosinya ketika “marah” :

Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang kuat bukanlah orang yang pandai bergulat. Akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan emosinya ketika marah. HR Bukhari Muslim

Oleh karenanya, dalam segala hal hendaknya kita berusaha untuk mengendalikan emosi. Karena kekuatan jiwa seseorang terlihat dari caranya ketika mengendalikan emosi.


Wallahu A’lam Bis Shawab

0 Response to "Adab Seorang Muslim Dalam Pergaulan Masyarakat Islami dan Sosial"

Posting Komentar